Sabtu, 11 Februari 2012

Ekonomi


Korupsi Masalah Utama dalam Berbisnis di Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebagian besar pekerja ternyata berpandangan negatif terhadap peran pemerintah dalam mengurangi korupsi. Mereka menilai pemerintah kurang memiliki komitmen dalam menangani korupsi.
Demikian salah satu hasil survei yang dilakukan oleh Organisasi Buruh Internasional (ILO) tentang lingkungan yang kondusif untuk perusahaan yang berkelanjutan di Indonesia yang dikeluarkan pada Januari 2012 . "Menurut data sekunder, ada sejumlah peningkatan dari dekade lalu, tetapi tata kelola pemerintahan Indonesia tetap buruk," ujar Spesialis Senior untuk Program Aktivitas Pekerja ILO Jenewa Mohammed Mwamadzingo, di Jakarta, Kamis (9/2/2012).
Ia menyebutkan, sejumlah skandal telah menunjukkan masih kuatnya korupsi di Indonesia, seperti di kepolisian. Banyak kasus korupsi yang masih belum terungkap. Kondisi ini lantas membuat 85,1 persen responden melihat pemerintah kurang punya komitmen dalam memberantas korupsi. Tidak itu saja, 69 persen responden percaya korupsi punya pengaruh besar dalam menghambat pengoperasian perusahaan.
Padahal, menurut ILO, tata kelola yang baik adalah tingkat ketika masyarakat bisnis punya kepercayaan terhadap peraturan publik, termasuk penegakan kontrak dan hak-hak kepemilikan, yang memengaruhi kesiapan pengusaha untuk melakukan investasi jangka panjang.
Kesimpulan ILO, kondisi tata kelola pemerintahan yang masih buruk akan berdampak negatif pada kewirausahaan serta menahan pertumbuhan sektor swasta dan pengambangunan.
Untuk diketahui saja, laporan ILO ini berisi penilaian tentang lingkungan yang kondusif untuk perusahaan yang berkelanjutan di Indonesia, yang didasari pada metodologi komprehensif dan fleksibel. Laporan ini dihasilkan dengan menggunakan 17 persyaratan yang digolongkan dalam elemen politik, ekonomi, sosial, dan lingkungan.


DAMPAK KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL
TERHADAP EKONOMI INDONESIA

Kejasama ekonomi internasional tidak dapat ditolak oleh Negara manapun, termasuk Indonesia. Kerjasama ekonomi internasional sebagai wujud globalisasi menyeret semua Negara untuk menjadi pemain, tidak hanya menjadi penonton sehingga semua penduduk atau warga Negara dituntut untuk menerima kehadiran globalisasi ekonomi ini, baik secara sukarela maupun terpaksa. Oleh karena itu, semua pihak harus siap menerima pengaru globalisasi ekonomi sebagai bagian dari kehidupnya.
1.    Beberapa Kebaikan Globalisasi
Peningkatan keterbukaan berbagai Negara dalam menjalankan perdagangan luar negeri (melalui pengurangan tarif/pajak impor dan pajak ekspor dan hambatan perdagangan lain), dalam menerima aliran investasi dalam bentuk penanaman modal (direct foreign investment) dan dalam menerima aliran modal keuangan untuk investasi porpofolio. Diharapkan dapat mewujudkan kebaikan-kebaikan.
a.    Produksi Dunia dapat Ditingkatkan
Pandangan ini sesuai dengan teori Ricardo seperti yang diterangkan dalam teori keuntungan komparatif. Melalui sepesialisasi dan pedangan faktor-faktor produksi dunia dapat digunakan dengan lebih efisien, output dunia bertambah dan masyarakan akan memperoleh keuntungan dari spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang meningkat, yang selanjutnya dapat meningkatkan pembelanjaan dan tabungan.
b.    Meningkatkan Kemakmuran Masyarakat dalam Suatu Negara
Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat berbagai Negara mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Pertama-tama hal ini menyebabkan konsumen juga dapat menikmati barang yang lebih baik mutunya dengan harga yang lebih rendah.
c.     Meluaskan Pasar untuk Produk Dalam Negeri
Perdagangan luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap negara memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari pasar dalam negeri. Beberapa Negara seperti Indonesia dan Malaysia dapat mempercepat pertumbuhan ekonominya yang bersumber dari meluaskan pasar produksinya. Produksi karet, kelapa sawit, minyak bumi, gas alam, dan ekspor barang industi telah mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam dua decade belakangan ini. Dalam decade 1990-an dan hingga masa ini, cina menjadi Negara yang paling cepat berkembang didunia akibat kesempatan mengekspor produksinya keluar negri.
d.    Dapat Memperoleh Lebih Banyak Modal dan Teknologi yang Lebih Baik
Modal dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh Negara berkembang masalh kekurangan modal dan tenaga ahli serta tenaga terdidik yang berpengalaman dihadapi oleh Negara-negara berkembang. Cara yang paling mudah untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menarik investasi yang bersifat foreigen investment berdirinya berbagai industry milik asing diindonesia sejak sesudah kemerdekaan telah membantu Indonesia mengatasi masalah ini. Kedatangan perusahaan asing seperti Mitsubishi, Honda, dan IBM dan perusahaan telepon seperti Nokia dan Siemens merupakan beberapa contoh dari beberapa perusahaan asing di Indonesia yang telah memberikan sumbangan dalam menambah investasi di Indonesia. Investasi asing ke Indonesia telah membantu mengembangkan sector industry manufaktur , mengembangkan ekspor dan mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat.
e.    Menyediakan Dana tambahan untuk Pembangunan Ekonomi
Pembangunan sector industry dan berbagai sector lainnya bukan saja dikembangkan oleh perusahaan asing, tetapi terutamanya melalui investasi yang dilakukan oleh perusahaan swasta domestic. Peruhaan domestic ini sering kali memerlukan modal dari bank atau pasar saham. Dana dari luar negeri terutama dari negara-negara maju yang memasuki pasar uang  dan pasar modal didalam negeri dapat membantu menyediakan  modal yang dibutuhkan tersebut. Dana luar negri yang diinvestasikan dipasar uang dan pasar saham dinamakan investasi portofalio.
2.    Ketidakpuasan terhadap Globalisasi
Kritik-kritik terhadap globalisasi bersumber dari beberapa efek buruk yang mungkin ditimbulkan oleh globalisasi.
a.    Menghambat pertumbuhan sector industry
b.    Memperburuk neraca pembayaran
c.    Sector keuangan semakin tidak stabil
d.    Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar